SUMBER KEGALAUAN ADALAH WAKTU LUANG
Akhir-akhir
ini kita sering mendengar istilah “galau” dalam percakapan sehari-hari. Memang
istilah ini sudah mendera semua kalangan baik itu muda-mudi maupun orang yang
sudah agak berumur (sudah merakyat). Istilah ini cukup unik didengar dan
menarik untuk dikatakan disaat moment-moment tertentu. Apalagi sekarang hampir
semua orang sudah mengenal jejaring sosial yang seakan-akan bisa menjadi tempat
pelampiasan kegalauannya itu.
Namun apakah kita sadar sebenarnya
kegalauan ini tidak baik dibiarkan berlarut-larut karena sedikit banyaknya
mempengaruhi kehidupan kita. Kegalauan ini sebagian besar memang mendera kaum
muda-mudi yang seakan-akan timbul istilah baru ga’ galau ga’ oke. Ups, jangan
terlalu bangga dengan istilah itu karena secara perlahan-lahan itu akan
berakibat buruk bagi kehidupan muda-mudi di indonesia khususnya. Untuk lebih
jelasnya, baiknya di bahas satu persatu mengenai kenapa kegalauan ini bisa
mempengaruhi kehidupan kita.
Yang pertama, kegalauan ini
sebenarnya timbul akibat adanya waktu luang. Waktu luang sebenarnya sangat
berbahaya sekali bagi kita karena jika waktu luang tidak digunakan secara
positif, maka akan menimbulkan bahaya bagi kita sendiri. Nabi shallallaahu
‘alaihi wa sallam telah memperingatkan terhadap bahaya waktu luang ini,
kelalaian ribuan orang dari kenikmatan afiat dan waktu yang telah diberikan
kepada mereka. Beliau bersabda yang artinya :
“Dua nikmat yang menipu kebanyakan manusia; kesehatan dan
waktu luang”.
Kita melihat begitu banyak orang yang
sehat jasmaninya dan mempunyai waktu luang yang banyak terombang-ambing dalam
hidupnya. Nah dari Sabda Rasulullah di atas dapat kita ambil hikmah bahwa waktu
luang begitu membahayakan kita. Nah, kegalauan yang kita bahas tadi bisa di
sebabkan karena kita terlalu banyak memiliki waktu luang sehingga tidak bisa
menggunakannya untuk hal-hal yang bermanfaat sehingga timbullah kegalauan dalam
diri kita. Jika kita biarkan diri kita berlarut-larut dalam kegalauan ini, maka
kita akan melihat banyaknya pemuda-pemudi yang selalu mengeluh, tidak memiliki
semangat hidup dan bisa saja berakibat hilangnya akal sehat.
Nah, sebenarnya hal itu bisa diatasi
jika kita bisa memanfaatkan waktu luang kita dengan hal-hal yang positif atau
dapat memberikan kebaikan pada diri kita. Misalnya kita bisa meminimalisir
waktu luang dengan menyibukkan diri untuk bekerja, atau belajar dan bisa juga
kita gunakan untuk mendekatkan diri pada Sang pencipta kita. Jika hal itu bisa
kita lakukan, maka kita takkan menemukan lagi yang namanya kegalauan hati.
Kemudian secara tidak langsung kita juga akan melihat pengaruhnya pada jumlah
pengangguran di negara kita. Jika semua penganggur dapat menggunakan waktu
luangnya untuk berpikir kreatif dan bekerja maka takkan kita temukan lagi yang
namanya pengangguran di Indonesia.
Penyebab galau yang kedua adalah terlalu terlena oleh kehidupan duniawi yang
seolah-olah menjadi kehidupan yang kekal. Sebenarnya hidup di dunia takkan
lama, semua hanya bersifat sementara. Semua selalu berlomba-lomba mencari
kenikmatan duniawi, padahal akhirat lah yang akan menjadi tempat tinggal kita
yang kekal di kemudian hari.
Sebenarnya
memang sulit menghindari kegalauan terutama bagi para muda-mudi. Mengawali hati
kita untuk mampu melaksanakan hal yang disebutkan diatas memang berat. Namun
jika dimulai dengan keyakinan hati bahwa kita bisa maka semua rasa malas dan
pekerjaan setengah” itu akan lenyap dengan sendirinya. Karena sudah terbukti
benar bahwa jika bersusah-susah dahulu maka bahagianya akan dapat kita rasakan
di kemudian hari. Penderitaan itu tak lama, karena Allah SWT pasti mendengar
do’a hamba-hambanya yang bersungguh-sungguh. Kemudian kita coba untuk perbanyak
ibadah pada Allah SWT untuk menghindari godaan duniawi. Salah satu solusi jika
kegalauan datang adalah dengan berzikir pada Allah SWT, semoga hati kita
menjadi tenang dan sejuk.
@apriliawasni
Tidak ada komentar:
Posting Komentar