tri idiot

tri idiot

Selasa, 03 Juli 2012

sumber utama galau


SUMBER KEGALAUAN ADALAH WAKTU LUANG
           
            Akhir-akhir ini kita sering mendengar istilah “galau” dalam percakapan sehari-hari. Memang istilah ini sudah mendera semua kalangan baik itu muda-mudi maupun orang yang sudah agak berumur (sudah merakyat). Istilah ini cukup unik didengar dan menarik untuk dikatakan disaat moment-moment tertentu. Apalagi sekarang hampir semua orang sudah mengenal jejaring sosial yang seakan-akan bisa menjadi tempat pelampiasan kegalauannya itu.
Namun apakah kita sadar sebenarnya kegalauan ini tidak baik dibiarkan berlarut-larut karena sedikit banyaknya mempengaruhi kehidupan kita. Kegalauan ini sebagian besar memang mendera kaum muda-mudi yang seakan-akan timbul istilah baru ga’ galau ga’ oke. Ups, jangan terlalu bangga dengan istilah itu karena secara perlahan-lahan itu akan berakibat buruk bagi kehidupan muda-mudi di indonesia khususnya. Untuk lebih jelasnya, baiknya di bahas satu persatu mengenai kenapa kegalauan ini bisa mempengaruhi kehidupan kita.
Yang pertama, kegalauan ini sebenarnya timbul akibat adanya waktu luang. Waktu luang sebenarnya sangat berbahaya sekali bagi kita karena jika waktu luang tidak digunakan secara positif, maka akan menimbulkan bahaya bagi kita sendiri. Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam telah memperingatkan terhadap bahaya waktu luang ini, kelalaian ribuan orang dari kenikmatan afiat dan waktu yang telah diberikan kepada mereka. Beliau bersabda yang artinya :
“Dua nikmat yang menipu kebanyakan manusia; kesehatan dan waktu luang”.
Kita melihat begitu banyak orang yang sehat jasmaninya dan mempunyai waktu luang yang banyak terombang-ambing dalam hidupnya. Nah dari Sabda Rasulullah di atas dapat kita ambil hikmah bahwa waktu luang begitu membahayakan kita. Nah, kegalauan yang kita bahas tadi bisa di sebabkan karena kita terlalu banyak memiliki waktu luang sehingga tidak bisa menggunakannya untuk hal-hal yang bermanfaat sehingga timbullah kegalauan dalam diri kita. Jika kita biarkan diri kita berlarut-larut dalam kegalauan ini, maka kita akan melihat banyaknya pemuda-pemudi yang selalu mengeluh, tidak memiliki semangat hidup dan bisa saja berakibat hilangnya akal sehat.
Nah, sebenarnya hal itu bisa diatasi jika kita bisa memanfaatkan waktu luang kita dengan hal-hal yang positif atau dapat memberikan kebaikan pada diri kita. Misalnya kita bisa meminimalisir waktu luang dengan menyibukkan diri untuk bekerja, atau belajar dan bisa juga kita gunakan untuk mendekatkan diri pada Sang pencipta kita. Jika hal itu bisa kita lakukan, maka kita takkan menemukan lagi yang namanya kegalauan hati. Kemudian secara tidak langsung kita juga akan melihat pengaruhnya pada jumlah pengangguran di negara kita. Jika semua penganggur dapat menggunakan waktu luangnya untuk berpikir kreatif dan bekerja maka takkan kita temukan lagi yang namanya pengangguran di Indonesia.
Penyebab galau yang kedua adalah  terlalu terlena oleh kehidupan duniawi yang seolah-olah menjadi kehidupan yang kekal. Sebenarnya hidup di dunia takkan lama, semua hanya bersifat sementara. Semua selalu berlomba-lomba mencari kenikmatan duniawi, padahal akhirat lah yang akan menjadi tempat tinggal kita yang kekal di kemudian hari.
            Sebenarnya memang sulit menghindari kegalauan terutama bagi para muda-mudi. Mengawali hati kita untuk mampu melaksanakan hal yang disebutkan diatas memang berat. Namun jika dimulai dengan keyakinan hati bahwa kita bisa maka semua rasa malas dan pekerjaan setengah” itu akan lenyap dengan sendirinya. Karena sudah terbukti benar bahwa jika bersusah-susah dahulu maka bahagianya akan dapat kita rasakan di kemudian hari. Penderitaan itu tak lama, karena Allah SWT pasti mendengar do’a hamba-hambanya yang bersungguh-sungguh. Kemudian kita coba untuk perbanyak ibadah pada Allah SWT untuk menghindari godaan duniawi. Salah satu solusi jika kegalauan datang adalah dengan berzikir pada Allah SWT, semoga hati kita menjadi tenang dan sejuk.


@apriliawasni

Tidak ada komentar:

Posting Komentar